Selasa, 22 Juni 2010

Tolonglah Dirimu Sendiri

Pengantar.
Tulisan ini diilhami dari buku Iman Al Ghazali yang berjudul “Surat-surat Imam Al Ghazali kepada Para Ulama, Penguasa dan Pejabat” dimana dalam isi suratnya beliau mengulas masalah orang yang sedang menghadapi sakaratul maut. Pada saat itu diperlihatkan kemampuan batin untuk melihat memori sejarah hidupnya sejak lahir hingga saat itu.
Nah dari dialog itulah didapat pelajaran penting bagi yang bersangkutan dalam menilai segala amal-perbuatan yang telah dilakukannya selama kehidupan duniawinya. Jadi tulisan ini terutama ditujukan untuk para manula seperti halnya penulis, sebagai sumbangan pemikiran dan untuk menambah informasi bagi mereka yang memerlukannya. Semoga bermanfaat.
Artikel ini berjudul “Tolonglah dirimu sendiri”. Sebab apa kita harus menolong diri sendiri? Sebab di samping sesuai dengan penalaran sehat, juga sesuai dengan ajaran agama-agama. Dalam Al Quran ada peringatan demikian “Allah tidak akan menolong kaum, yang tidak mau berusaha menolong dirinya sendiri” Ar Raad ayat 11. Itulah alasan penulis.
Maka pertanyaan selanjutnya adalah “pertolongan apakah yang harus dikerjakan oleh seorang lanjut usia bagi dirinya sendiri”? Itu adalah agar seorang lanjut usia atau siapapun berusaha mencari ilmu pengetahuan yang akan menyelamatkan kehidupannya di dunia ataupun di hari kemudian nanti dan di akherat.
Jadi yang terutama harus diusahakan selama masih hidup di dunia ini adalah berusaha mencari ilmu pengetahuan walaupun sampai ke Negeri China. Seperti peringatan Nabi Muhammad “Barangsiapa yang menginginkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di dunia, dia harus berilmu. Barangsiapa yang menginginkan keselamatan dan kebahagiaan hidup di akherat, dia pun harus berilmu. Barangsiapa menginginkan keselamatan hidup di dunia dan kehidupan akherat maka dia pun tetap harus berilmu.“
Jadi jelasnya bila kita ingin selamat dimana pun kita berada kita harus berilmu. Dengan ilmulah kita akan mendapatkan keselamatan dan kebahagiaan kemudian kebebasan. Ilmulah yang akan menolong kita agar tidak terjerumus ke dalam lembah derita.
Para manusia lanjut usia (lansia) yang telah melampaui usia enampuluhan tentulah karena berilmu, tetapi apakah juga akan selamat dan bahagia di kehidupan mendatang? Mudah-mudahan juga akan mendapatkan itu.
Bila ada lansia yang meragukan hal itu, inilah informasi bagi mereka-mereka yang mencari informasi atau ilmu semacam itu. Sebab ilmu juga merupakan cahaya yang menerangi jalan ke surga.
Sakaratul Maut
Bagi umat Islam, banyaklah peringatan-peringatan yang diberikan Nabinya, agar selalu mengingat akan mati, dengan itu akan selalu menyadari bahwa hidup bersifat sementara. Dan dalam kesementaraan itulah kita harus bersiap-siap menghadapinya, karena ternyata ada lanjutan dari kehidupan sekarang dan harus dihadapi juga. Masuk ke alam barzah dan kemudian ke alam akherat.
Oleh karena itulah informasi kehidupan di seberang sana itu perlu dan penting untuk diketahui dan dipelajari, sehingga persiapan untuk masuk ke daerah sana tidak akan sia-sia. Dalam hal ini Al Quran telah memperingatkan “Barang siapa yang tak berpengetahuan di dunia ini (buta mata hatinya), maka di akheratpun demikian pula halnya dan bisa tersesat dari jalan yang benar.” Al Isra ayat 72.
Tetapi karena Tuhan Maha Bijaksana, maka beliau mengajarkan agar seseorang mendapatkan pertolongan pada saat menghadapi sakaratul maut yang menakutkan bagi sebagian orang.
“Wahai Tuhanku masukanlah daku dari pintu yang indah. Dan keluarkanlah pula daku dari pintu nan indah. Berilah dari sisimu satu kekuatan untuk menolongku…..” Al Isra ayat 78
Penafsiran dari ayat itu adalah masukanlah dari pintu nan indah, adalah agar jiwa dapat keluar dari badan jasmani dalam keadaan baik/selamat masuk ke alam barzah/astral, melalui kepala.
Keluarkanlah dari pintu nan indah pula. Penafsirannya adalah ketika jiwa sudah lama ditahan di alam barzah agar dilepas/dibangkitkan ke muka bumi dalam keadaan baik dan selamat pula, melalui Rahim Ibu-Ibu (lihat pula Al Hajj ayat 5)
Perlu diketahui juga bahwa menurut ajaran Tarekat/Tasauf, jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal itu dapat dibagi tiga:
1. Kembali pada haknya Adam
2. Kembali pada haknya Muhammad dan
3. Kembali pada haknya Allah.
Tujuan yang utama adalah kembali kepada haknya Allah (Inna illaihi rajiun) karena itu yang belum mampu dia harus kembali pada haknya adam dan dia harus balik ke muka bumi lagi, karena belum mampu menyucikan dirinya, belum mampu mengalahkan nafsu-nafsu duniawinya bahkan masih dikuasai olehnya. Dalam pandangan Okult, inilah ajaran keharusan sang jiwa untuk kembali ke dunia agar mengulangi pelajaran-pelajaran menyucikan diri lagi se hingga mencapai kesucian tertentu yang telah digariskan.
Pembaca yang budiman. Betapa lengkap Al Quran memberikan pelajaran pada manusia agar berdoa mohon bimbingan agar nanti dalam menghadapi sakaratul maut diberi kemudahan/keselamatan. Agar nanti diberi kemudahan dan keselamatan pula pada waktu dibangkitkan ke dunia melalui Rahim Ibu-Ibu, yaitu dengan pertolongan para makhluk halus/para Malaikat.
Pembaca yang budiman, memang doa tersebut adalah pengajaran agar umat Islam nantinya dibangkitkan di kampung akherat di satu tempat yang terpuji (bukan tempat yang kumuh), setelah mereka mengerjakan sembahyang sunah di malam hari jam dua malam. Lihat ayat Al Israa ayat 78-80 dan An Nahl ayat 30.
Agar benar-benar memahami maksud dan tujuan doa tersebut, maka perlu sekali memahami dan kemudian membedakan antara alam barzah, alam akherat, tujuh tingkatan alam, tujuh bumi, dan seterusnya.
Tujuh tingkatan alam
Adanya tujuh tingkatan alam dijelaskan dalam berbagai ayat Al Quran diantaranya ialah dalam surat An Naba, Nuh, Al Mulk, Al Muminun, Al Qaf, Fushilat, Ath Thalaq . Tetapi dalam Al Quran disebut sebagai tujuh tingkatan langit. Yang berada di alam semesta raya ini. Katakanlah alam pertama adalah daerah dimana Matahari kita berada, satu daerah yang menjadi sumber kehidupan di muka bumi, tetapi mempunyai derajat kepanasan yang luar biasa, juga getaran yang sangat tinggi luar biasa dan memancarkan gelombang getarannya ke daerah sekelilingnya. Ketika gelombang getaran yang panas itu tiba di bumi, maka getarannya sudah sangat lemah sehingga menjadikan bumi mampu menjadi tempat proses bertumbuhkembangnya makhluk-makhluk yang beraneka ragam.
Nama alam-alam dalam ajaran Tasauf adalah:
Alam Ahadiyah
Alam Wahidiyah
Alam Wahdaniyah
Alam Lahut / Arwah
Alam Malakut / Ajsam
Alam Jabarut / Mitsal
Alam Nasut / Insan Kamil
Alam-alam tersebut mempunyai getaran, warna-warna, kehalusan dan juga sifat-sifat yang berbeda-beda. Alam-alam itu dapat dibagi menjadi dua. Yang kekal dan yang tidak kekal, batasnya adalah di antara/di tengah alam Malakut. Jadi ada alam Malakut yang tinggi /luhur dan ada alam Malakut yang rendah. Dari alam malakut rendah ke alam jabarut inilah disebut alam barzah, alam penantian atau alam kubur dimana para arwah-arwah manusia yang sudah meninggal menunggu dibangkitkan kembali ke muka bumi. Yang dimaksudkan adalah kebangkitan melalui Rahim Ibu-Ibu, sebagaimana dimaksudkan dengan ayat 5 surat Al Hajj, yaitu kiamat sugra. Di kalangan kaum Okult, alam ini dinamakan Triloka.
Adapun sifat dari alam Triloka ini adalah menarik manusia agar tetap menjadi penghuni bumi, sedangkan sifat alam Malakut luhur adalah menarik jiwa-jiwa manusia agar pulang ke sumber asal nya. Inna illaihi rajiun. Jadi ada dua kekuatan: gravitasi matahari menarik jiwa-jiwa manusia ke atas dan gravitasi bumi menarik jiwa-jiwa manusia agar tetap mencintai bumi. Sebelum jiwa manusia mampu membebaskan diri dari triloka maka dia harus bolak-balik datang ke bumi untuk belajar… belajar ... dan … belajar lagi,
Tantangan bagi Jin dan Manusia
Tuhan berbicara melalui Ar Rahman ayat 33, menantang jamaah jin dan manusia :
“Hai jamaah Jin dan Manusia jika kamu sanggup menembus batas penjuru bumi dan langit, maka tembuslah. Kamu tak akan mampu menembusnya kecuali kamu mempunyai kekuatan.” Ini adalah ulangan kata-kata dari Bhagavad Gita:
“Wahai yang terbaik di antara manusia, hanya ada dua jenis manusia yang mampu menembus langit untuk menuju Brahman. Mereka adalah para SANIASIN yang menjalani yoga dan para KSATRIYA yang gugur di medan perang.”
(Yoga adalah pengetahuan untuk bersatu dengan Brahman)
Tetapi dalam Al Quran ada lagi ayat yaitu pada surat Shaad ayat 10:
“Atau bagi mereka Kerajaan yang ada di langit dan bumi, maka cobalah mereka berlomba-lomba naik melalui tangga menuju kerajaan langit itu.”
Itulah satu tantangan yang menarik bagi jamaah jin dan Manusia, agar manusia mengerti ada tujuan tertinggi dalam kehidupan ini sebagaimana panggilan-Nya:
“Hai jiwa-jiwa yang tenang kembalilah kepada Tuhanmu dalam keadaan ridho dan diridhoi Nya ….” Al Fajr ayat 28-30.
Nah, itulah satu tantangan dan juga satu pelajaran, agar manusia mengetahui tujuan hidup akhir dan harus berusaha untuk mencapainya. Pulang ke Hadlirat-Nya, dengan menghimpun segala kekuatan dan kemampuan menembus penjuru langit dan bumi.
Untuk mendapatkan kekuatan, tentunya manusia harus banyak pengetahuan, agar banyak pengetahuan harus banyak belajar, banyak membaca. Itulah agaknya ayat pertama yang turun adalah iqra… iqra… iqra… bacalah… bacalah….bacalah.
Dengan membaca dan merenung maka akan disadari bahwa hanya seseorang yang berpengetahuan, keimanan, kesucian dan berjiwa tenang yang akan cepat untuk mencapai tujuan akhir.
Lalu bagaimanakah dengan mereka yang belum berminat, untuk pulang ke Hadlirat-Nya, untuk menembus penjuru langit dan bumi? Keluar dari siklus alam barzah/alam triloka? Inilah satu hal yang belum banyak direnungkan oleh umat Islam, mereka lebih suka berkunjung ke Tanah Suci/ber-Haji yang jaminannya adalah surga
Maka inilah satu tantangan pula bagi umat Islam khususnya. Karena dia sudah diberi perangkat kehidupan berupa, badan jasmani, akal, hati, jiwa dan roh yang seharusnya digunakan untuk memahami hubungan alam-alam dan manusia/makhluk yang hidup di dalamnya secara maksimal, kemudian melaksanakan dalam kehidupan agar cepat tercapai tujuan hidup yang hakiki.
Siklus Jiwa-Jiwa
Agar kita mendapatkan wawasan yang lebih luas lagi, kita harus berani menegakkan ajaran agama yang sesuai dan maksud yang hakiki dalam Al Quran dan Al Hadits. Tanpa keberanian berfikir kritis kita tak akan mendapatkan pengetahuan yang berguna dalam hidup ini.
Sesungguhnya Al Quran telah mengetengahkan ajaran yang terang dan jelas, tetapi karena begitu jelasnya, malahan pandangan mata menjadi kabur sehingga tak mampu memahami apa-apa yang tersirat di dalamnya.
Ayat berikut ini adalah satu hukum di daerah tiga alam/triloka dimana jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal berdiam, menunggu dibangkitkan kembali/kiamat sugra. Dibangkitkan melalui Rahim para Ibu. Ia dinamakan hukum Siklus jiwa-jiwa. Jiwa-jiwa manusia yang belum mencapai kesucian tertentu, karena masih lebih mencintai dunia, belum ada kecenderungan untuk naik ke tingkatan yang lebih tinggi :
Allah berfirman “Di bumi ini kamu hidup dan di bumi ini kamu mati dan dari muka bumi pula kamu akan dibangkitkan.” Al Araaf ayat 25.
Bila Anda ragu-ragu tentang arti kebangkitan maka kebangkitan adalah ……. ”Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi ………” Al Hajj ayat 5.
Jadi bila kita mendengar di bumi ini setiap hari ada 300.000 bayi-bayi dilahirkan maka itulah yang dinamakan hari kiamat ….
Apa yang tersirat dalam ayat 5 Al Hajj itu sangat jelas, bahwa setiap saat setiap detik hari ini ada bayi yang dilahirkan, agar nanti jiwanya bangkit maju tumbuh berkembang naik ke atas.
Dari manakah datangnya jiwa-jiwa bayi yang baru lahir itu? Ayat berikut ini memberi penjelasan:
“Allah menerima jiwa-jiwa orang mati dan tidak mati dalam tidurnya di alam barzah. Dan menahan yang Ia hukumkan mati atasnya. Kemudian melepaskan yang lain, untuk suatu masa yang ditentukan. “ Az Zumar ayat 42.
Menurut penjelasan ayat tersebut, maka ada jiwa-jiwa yang dita han Allah di alam barzah, ada pula jiwa-jiwa yang dilepaskan dari alam barzah dibangkitkan kemuka bumi melalui rahim para Ibu untuk suatu masa yang ditentukan (umurnya selama hidup di muka bumi).
Jadi jiwa-jiwa yang berada di alam barzah, ditahan menurut ketetapan Allah, sampai hari kebangkitan setelah ada masa penahanan kemudian dilepaskan (lihat ayat 56 Ar Ruum)
Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan (esoteris) dan keimanan “ Sesungguhnya kamu telah lama berdiam di alam barzah/alam kubur menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit. Maka sekarang inilah hari kebangkitan itu, yang kamu tidak meyakininya.”
Jelas sekali jiwa-jiwa berdiam/ditahan di alam Barzah menurut ketetapan Allah sampai waktunya dia dilepas harus berbangkit, maka sekarang inilah (ketika jiwa-jiwa sudah masuk ke rahim para Ibu menjadi bayi-bayi) harus dilahirkan berbangkit. Dengan demikian dimana ada bayi dilahirkan itulah dinamakan hari kebangkitan jiwa-jiwa manusia/atau yang dinamakan kiamat sugra. Kita harus bisa membedakan antara kiamat bumi/kubra dan kiamatnya manusia/kiamat sugra. Masing-masing harus diletakkan pada tempat dan saat yang tepat dan benar. Kiamat kubra satu paket dan kiamat sugra satu paket.
Kiamat kubra adalah hari pengadilan besar dimana umat manusia nantinya di seleksi besar-besaran, sehingga nantinya ada yang masuk ke golongan kanan dan ada pula yang masuk ke golongan kiri. Nah agar kita tidak termasuk ke golongan kiri kita harus bekerja keras membantu Rencana Illahi, harus banyak belajar hingga sebelum datangnya hari kiamat itu kita sudah mampu naik ke tingkatan manusia suci atau masuk ke golongan kanan.
Sedangkan golongan kiri akan dihisab di alam barzah untuk masa yang sangat lama, kemudian dibangkitkan di bumi mendatang dikumpulkan dengan makhluk-makhluk yang baru menjadi manusia. Ini juga satu hukuman, karena harus membimbing mereka, berkumpul dengan mereka orang-orang primitif, sementara saudara-saudaranya yang masuk golongan Kanan sudah berada di dalam surga, atau tugas-tugas lain membantu Rencana Illahi.
Apakah Anda sudah memahaminya, bahwa tujuan akhir kehidupan adalah menjadi manusia sempurna sebagaimana tujuan yang digariskan Nabi Muhammad “Tidak dibangkitkan daku ke muka bumi kecuali untuk menyempurnakan akhlak/budi pekerti umat manusia.” Sekarang bilamana sejak kematian seseorang dan jiwanya berada di alam barzah menunggu datangnya kiamatnya bumi, untuk dibangkitkan, dan langsung masuk pengadilan besar, untuk divonis masuk surga atau neraka. Maka kapankah jiwa-jiwa itu akan belajar mempelajari syariat Muhammad, agar juga mencapai kesempurnaan seperti anjuran Nabinya? Menjadi Insan kamil.
Bukankah ayat yang jelas adalah bahwa dalam siklus jiwa-jiwa dikatakan….. Dia melepas yang lain untuk satu masa yang ditentukan…. Az Zumar ayat 42 dan tidak dikatakan…. menunggu sampai datangnya kiamat besar…..?
Bukankah menurut para ahli Astronomi bumi ini masih akan bisa bertahan hingga lima milyard tahun lagi, lalu apakah yang diperbuat oleh jiwa-jiwa manusia yang berada di alam barzah itu? Sedangkan tujuan kehidupan adalah menyempurnakan diri.
Agaknya inilah satu PR bagi para ulama dan memang umat Islam sudah lama terbelenggu oleh pemikiran, yang sudah tidak sesuai dengan zaman dan agaknya memang terkena pengaruh dari ajaran lain sehingga karena pengaruh itu penafsiran tidak sesuai dengan Hukum-hukum Illahiah yang diajarkan Al Quran sendiri.
Hukum Siklus jiwa-jiwa telah jelas bahwa ada jiwa orang mati yang ditahan di alam barzah dan ada jiwa-jiwa yang dilepas kembali (setelah menetapi masa yang ditentukan Allah, Ar Ruum ayat 56) Jadi siklus itu akan berjalan terus selama seseorang belum mampu menghentikannya, yaitu ketika seseorang sudah mencapai tingkatan kesucian tertentu. Ini akan berlangsung sampai hari kiamatnya bumi. Makanya kita harus menggunakan waktu yang ada sekarang untuk belajar sebanyak-banyaknya agar mampu mencapai kesucian yang dimaksudkan dan nantinya masuk golongan Kanan.
Hukum siklus jiwa-jiwa telah dijabarkan dalam surat Al Baqarah ayat 28 : “Mengapa kamu tidak beriman kepada Allah, padahal dulunya kamu mati (berada di alam barzah), lalu Ia hidupkan kamu (dibangkitkan kembali melalui rahim ibu ke muka bumi), kemudian matikan kamu (dan berada di alam barzah) dan menghidupkan kamu lagi (melepaskan kembali ke muka bumi melalui rahim ibu” (Al Hajj ayat 5), kemudian kepada-Nyalah kamu dikembalikan“
Jadi sangat jelas adanya siklus hidup dan mati yang berulang itu tujuan akhirnya adalah mencapai kesempurnaan/kembali pada-Nya/Inna illaihi rajiun.
Contoh siklus hidup manusia… periode kegiatan sejak pukul 6 pagi hingga 6 sore, dilanjut dengan periode istirahat dari pukul 6 sore hingga pukul 6 pagi hari…. Siklus ini berjalan terus hingga seseorang mencapai usia tua…. Masa kegiatan adalah untuk belajar mengembangkan potensi diri agar tumbuh maju.
Contoh siklus Jiwa manusia adalah … hidup dari bayi hingga masa tua. Dari masa kanak-kanak dia belajar membentangkan potensi dirinya hingga sampai masa tua. Setelah masa tua diberi istirahat /ditahan di alam barzah menurut ketetapan Allah dan untuk menyucikan diri seraya menghimpun tenaga/kekuatan lagi. Setelah itu sang jiwa dilepas kembali melalui rahim ibu untuk bangkit lagi di muka bumi di kampung atau negeri akherat. Dia mendapatkan jasmani baru, sehingga mempunyai potensi yang segar dan baru guna membentangkan potensi dirinya seraya melanjutkan pelajaran yang belum dikuasainya di muka bumi. Demikian terus-menerus.
Ayat 28 Al Baqarah adalah pelajaran dasar mengenai adanya ulangan hidup dan tujuan akhirnya, kembali pada-Nya dan berlangsung di muka bumi ini juga, sebab manusia adalah makhluk bumi (Al Araaf 25) jadi tidak ada jiwa-jiwa yang harus menunggu hingga datangnya kiamat bumi untuk dihizab. Sebab apa? sebab Allah itu akan menghizab atau memperhitungkan segala amal perbuatan manusia itu secara cepat, tidak menunggu hingga kiamatnya bumi …. Dialah pemegang Hukum Yang Adil dan membuat perhitungan dengan cepat….” Al An’aam ayat 62.
Jadi yang dinamakan negeri atau kampung akherat itu adalah di muka bumi ini juga dunia masa depan sebagaimana H. Agoes Salim dan filosof Ibnu Arabi mengatakan “ ….. manusia dalam kehidupan akherat senantiasa berpindah-pindah dari satu keadaan ke keadaan yang lain seperti keadaan mereka di dunia juga ….” Artinya proses belajar bagi manusia tetap berlangsung dan pembukaan hijab-hijab berlangsung terus tak kunjung henti hingga mencapai titik kesempurnaan.
Jadi dengan itu hukum Siklus mengharuskan manusia dibangkitkan kembali ke bumi, mengulangi kehidupan sebagai manusia agar belajar dan terus belajar hingga mencapai titik finis, mencapai kesucian tertentu hingga menjadi sempurna. Mampu menembus penjuru langit dan bumi.
Allah menjadikan Matahari sebagai sumber kehidupan makhluk-makhluk di planet-planet anggotanya, di bumi-bumi yang tujuh, di langit-langit yang juga, tujuh, sehingga makhluk-makhluk di dalamnya dapat berkembang membentangkan potensi dirinya.
Dijadikan Bumi berputar pada porosnya, seraya mengedari Matahari sehingga terjadilah musim dan periode siang dan malam. Malam hari untuk sebagian besar makhluk adalah untuk beristirahat dan siang hari untuk bekerja mengadakan kegiatan.
Di antara tujuh bumi yang disediakan Allah, maka manusia sedang menggunakan Bumi yang keempat. Yang tiga sudah kiamat dan yang tiga lagi sedang dipersiapkan.
Pada waktu bumi ini menggantikan bumi yang lain, karena bumi yang lain itu sudah tak mengandung zat-zat kehidupan lagi. Al Qur’an Ibrahim ayat 48. Menurut pakar Astronomi, bumi kita masih berupa kabut gas yang menyala-nyala hingga berproses beberapa ratus juta tahun. Barulah setelah permukaannya agak mendingin dan membentuk daratan yang memungkinkan kehidupan makhluk-makhluk, barulah dibentuk atau dalam istilah agama dibangkitkan kembali makhluk-makhluk dari jenis mineral, tetumbuhan, hewan dan manusia berdasarkan apa-apa yang telah dihasilkan oleh bumi yang sudah kiamat itu. Dalam ajaran agama dikatakan bahwa adam itu diturunkan dari surga, maka maksud yang sebenarnya adalah dari bumi-bumi yang sudah kiamat itu/bumi-bumi yang zat-zat kehidupannya sudah habis digunakan oleh para makhluk pada saat itu. Maka karena makhluk-makhluk itu ditakdirkan agar dapat kembali pada penciptanya, mereka dibangkitkan kembali di bumi kita ini, agar melanjutkan pelajaran dan membentangkan potensi Illahi yang ada dalam dirinya. Sebagaimana anjuran Nabi Muhammad “Tumbuhkanlah sifat-sifat Tuhan dalam dirimu.”
Sedangkan bila bumi kita ini kiamat, maka para makhluk dipindahkan ke bumi yang akan datang termasuk manusia yang belum mencapai titik finish dalam kehidupan sekarang ini.
Nah itulah tujuan Allah menciptakan tujuh bumi di dalam tujuh tingkatan langit/alam agar nantinya di bumi yang ketujuh semua makhluk sudah mencapai tingkatan kesucian tertentu atau sudah mencapai kesempurnaan seperti yang telah digariskan. Bilamana semua makhluk telah mencapai tingkatan yang digariskan maka selesailah satu Manvantara dan kiamat besar pun terjadilah. Ayat dalam Al Quran adalah An Najm ayat 42 “...Akhirnya kepada-Nyalah semua akan kembali segala sesuatu…”
Pembaca yang budiman. Demikianlah agaknya pengetahuan mengenai alam barzah alam akherat dan bumi-bumi kita yang tujuh di langit yang tujuh di alam semesta ini. Sebagai bekal nanti bagi seorang lansia yang akan menemui dialog pada saatnya sakaratul maut, berdialog dengan dirinya sendiri, setelah melihat memori kehidupan yang melintas di hadapannya. Dari dialog yang sangat singkat itu tentunya akan dihasilkan satu keputusan atau kesimpulan yang bermanfaat digunakan di alam barzah.
Pengetahuan yang penting
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa keselamatan dan kebahagiaan akan diraih bila kita berilmu. Maka dengan ilmu pula kita akan mampu mengatasi rasa takut, karena kita telah mengetahui semua proses yang telah dan akan terjadi. Dan semua berdasarkan hukum sebab akibat. Dengan tidak membuat satu sebab yang akan membuat menderita, maka tak ada akibat yang harus ditanggungnya. Itulah ilmu atau pengetahuan yang penting, di samping ada ilmu pengetahuan lain yang juga penting ialah pengetahuan tentang adanya kehidupan di seberang sana, suatu pengetahuan yang harus dimengerti sungguh-sungguh, kehidupan di alam barzah alam kubur atau alam penantian.
Seorang okultis besar Dr. Annie Besant mengatakan bahwa yang ia temukan di seberang sana ialah bahwa baik orang laki-laki atau wanita yang telah melalui pintu gerbang sakaratul/kematian orang itu tak berubah tetapi masih sama, berwujud seperti pada waktu ketika berjasmani. Adanya peralihan itu tak membawa perubahan besar (seperti sering dijumpai dalam mimpi)
Di seberang sana di alam kubur, kita akan sama halnya dengan di sini. Kematian tidak membuat satu keajaiban. Bila seseorang meninggal dan masih membawa segala keinginan-keinginan duniawi yang masih kuat dalam dirinya, maka ia akan bangun di seberang sana dengan segala keinginan-keinginan yang kuat itu pula. Segala keinginan, perasaan dan kebutuhan akan sama.
Bila demikian halnya kita dapat menganalisa keadaan di sana. Apakah Anda akan berbahagia atau menderita adalah tergantung analisa Anda sendiri.
Pernahkah Anda mendengar satu ayat dalam Al Quran “…. Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah satu permainan dan sesuatu yang melalaikan …” Al Hadid Ayat 20.
“Kekayaan dan putera adalah perhiasan dunia dan amal baik yang tetap kebaqaannya di sisi Tuhanmu adalah lebih baik pahalanya di sisi Tuhan dan baik menjadi harapan …” Al Kahfi ayat 46.
Maka agaknya berdasarkan ayat-ayat tersebut umat beragama dilatih, diberitahu agar tidak terlalu cinta dunia, cinta kepada kehidupan dunia yang akan membawa derita di alam sana, agar berlatih menahan diri dari makan minum yang berelebihan, sex, emosi, pikiran buruk dan semua sifat negatif, sehingga dengan adanya latihan itu nantinya akan dengan mudah ditinggalkan bila waktunya naik ke alam sana.
Sekarang kita bayangkan bila kita mempunyai hobby yang rendah dan kasar, maka di alam sana kita tak akan dapat melampiaskan hobi tersebut karena kita tidak mempunyai badan jasmani lagi.
Seorang pemabuk/perokok atau seorang yang mempunyai hobi makan enak, akan menderita karena di sana tidak ada barang-barang tersebut. Seorang yang dalam kehidupan dunia selalu menyerah kepada keinginan nafsu-nafsu badan wadagnya, yang kasar dan bersifat kebendaan, tak diragukan lagi bahwa orang tersebut akan banyak mengalami derita di alam sana.
Di sini kita perlu peringatan Tuhan “Bahwa Tuhan tak menganiaya manusia, tetapi manusia itu sendiri yang menzalimi dirinya ….”
Juga peringatan sang Nabi “Ingatlah bahwa segala perbuatanmu itu akan dikembalikan kepadamu sendiri, sehingga seolah-olah kamu sendirilah yang menciptakan hukumanmu….”
Jadi jelaslah bahwa segala derita atau bahagia yang ditemukan di alam sana adalah akibat dari dalam diri manusia itu sendiri, maka diri Anda sendirilah yang menjadi pelindung yang aman.
Penderitaan atau kebahagiaan di sana adalah akibat mutlak dari watak yang telah dikembangkan semasa kehidupan dunia. Maka bilamana mereka mampu menundukkan kecenderungan-kecenderungan yang negatif ini, mereka seketika akan bebas. Nah disinilah kita bertemu lagi tentang perlunya satu ilmu pengetahuan.
Sebagai kata penutup perlu diketahui bahwa manusia adalah makhluk istimewa yang “diciptakan” berproses melalui 7 tingkatan alam, sehingga mempunyai 7 badan pula. Badan jasmani adalah yang terpadat. Bila jasmani mati, masih ada 6 badan lagi, badan perasaan, pikiran, intuisi dan seterusnya. Di antara 7 badan itu kita baru menggunakan tiga per tujuhnya, maka tugas sekarang adalah berusaha mengaktifkan yang empat per tujuhnya agar mencapai tingkatan manusia sempurna, mampu menembus penjuru langit dan bumi.
Arifin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar